Catatan
sejarah mengenai pertemuan antara Nabi Sulaiman dengan Ratu Saba’
menjadi jelas dengan penelitian yang dilakukan negeri tua Saba’ di Yaman
Selatan. Penelitian yang dilakukan ter-hadap reruntuhan mengungkapkan
bahwa seorang “ratu” pernah hidup di kawasan ini antara tahun 1000-950
SM dan melakukan perjalanan ke utara (ke Yerusalem). Nabi Sulaiman
mencoba menunjukkan kekuatan kepada Ratu Kerajaan Saba’ ini. Beliau
meminta salah seorang asistennya untuk membawa singgasana Ratu Balqis
dari Kerajaan Saba’ di Yaman ke Palestina, sebelum pemiliknya tiba.
Berkatalah
seseorang yang mempunyai ilmu Al-Kitab: “Aku akan membawa singgasana
itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. (QS An-Naml [27]:40.
Allah
SWT mengabadikan kisah ini dalam QS. An-Naml [27] ayat 38-44. Dari
kitab Tafsir Rahmat oleh H Oemar Bakry halaman 741, menerangkan ayat 38
s/d 44 dalam empat pokok bahasan. Marilah kita kutip dua dari empat
pokok bahasan tersebut. Pertama: Ayat-ayat ini melanjutkan kisah Nabi
Sulaiman dengan Ratu Bulqis. Setelah Sulaiman menolak hadiah yang
disampaikan Balqis, ia menyuruh utusan itu pulang kembali dean
memberikan peringatan akan menyerang Kerajaan Balqis. Sulaiman telah
memberi contoh bahwa upeti (hadiah) lebih baik tidak diterima. Upeti
(hadiah) sering tidak jujur tujuannya. Ada udang di balik batu.
Demikianlah suatu iktibar bahwa upeti (hadiah) itu menutupi keadilan dan
kebenaran. Kedua: Sulaiman yakin sang Ratu akan datang menghadap.
Sebelum ia datang Sulaiman meminta agar singgasana sang Ratu dipindahkan
ke istananya. Ada seseorang dengan rahmat Allah, sanggup memindahkan
singgasana itu dalam sekejap mata. Itu adalah mukjizat yang harus kita
percayai. Lebih dari itu Allah sanggup menciptakan.
Menurut
(Tauhid Nur Azhar & Eman Sulaiman, dalam bukunya Ajaib Bin Aneh:
52), pemindahan tahta Ratu Balqis dari Yaman ke Palestina yang berjarak
sekitar 1500 mil ini dapat disebut quantum teleportation, yaitu proses
pemindahan suatu benda dengan memanfaatkan keacakan tempat tanpa terkena
jarak. Bagaimana hal ini terjadi?
Menurut
Albert Einstein, kecepatan tertinggi dalam dunia relatif adalah
kecepatan cahaya yang berjarak tempuh 299,792,458 meter/detik.
Seandainya semua partikel dapat diubah menjadi kecepatan cahaya,
kecepatan tempuhnya pun akan menyamai kecepatan cahaya.
Permasalahannya,
apakah seseorang itu bisa mengubah karakter dirinya menjadi karakter
menyerupai cahaya? Rupa-rupanya asisten Nabi Sulaiman ini memiliki
kemampuan untuk mentransformasi karakter partikel singgasana Ratu
Balqis.
Ada
dua cara yang mungkin ia lakukan-sebetulnya masih menjadi hipotesis
para ahli fisika. Pertama, dipapari medan magnet yang sangat kuat
sehingga semua partikel singgasana tersebut berubah karakter. Contoh
konkretnya terlihat dalam proses fusi nuklir dan cahaya matahari. Di
dalamnya terdapat reaksi fusi yang melibatkan energi sangat kuat.
Prinsip ini digunakan dalam teori quantum teleportation di film Star
Trek. Mr. Spock (partikel-partikel selnya) diubah, dibuat berputar lebih
cepat, didekoding dan ditransfer ke tempat tujuan. Sesampai di sana, ia
di-encoding sehingga bisa utuh kembali. Hal yang sulit dilakukan adalah
bagaimana proses meng-encoding dan menyadikan tersebut dilakukan,
sehingga tidak terjadi perubahan struktur pada benda yang dikirimnya.
Itulah kelebihan teknologi pada zaman Nabi Sulaiman.
Cara
kedua, asisten Nabi Sulaiman ini mampu memasuki sebuah dimensi di mana
ruang dan waktu tidak lagi menjadi pembatas. Mungkin, inilah yang
dinamakan dimensi malaikat. Dengan cara ini, suatu benda bisa berpindah
dan dipindahkan tanpa terhalang jarak dan waktu. Agar bisa memasuki
dimensi ini, boleh jadi ada kata kunci atau password untuk membukannya.
Password ini sampai sekarang belum kita temukan. Namun, kita tak
berasumsi bahwa gerbang dimensi itu ada pada persepsi. Artinya,
keyakinan atau persepsi, kita menyebutnya kualitas keimanan, bisa
membawa seseorang, memasuki dimensi yang tidak terkait oleh jarak dan
waktu. Wallaahu a’lam.
Sebagai
catatan. Pada tahun 1993, ide tentang teleportasi berpindah dari ranah
fiksi ilmiah ke dalam dunia nyata. Ini terjadi ketika fisikawan Charles
bennet dan tim peneliti dari IBM mengkonfirmasikan bahwa teleportasi
kuantum adalah mungkin, tapi hanya jika objek asli yang dipindahkan di
hancurkan. Pencerahan ini pertama di singgung oleh Bennet pada saat
annual meeting American Physical Society (APS) pada Maret 1993, diikuti
dengan tulisannya tentang Physical review letters pada tanggal 29 Maret
1993. Sejak saat itu, eksperimen menggunakan photons telah membuktikan
bahwa teleportasi kuantum adalah mungkin.
Pada
tahun 1998, ahli fisika di California Institute of technology
(Caltech), bersama dengan tim dari eropa, mengubah ide IBM menjadi
kenyataan dengan sukses men-teleportasikan photon, partikel energi yang
dalam cahaya. Grup Caltech berhasil membaca struktur atom dari photon,
mengirimkan informasi ini melewati 3,28 kaki (kira-kira 1 meter) kabel
koaksial dan menciptakan replikanya. Sesuai perkiraan, photon asli tidak
lagi eksis setelah replica di buat.
Eksperimetn
selanjutnya, tim Caltech berhasil mengatasi prinsip ketidakpastian
Heisenberg, rintangan terbesar dalam teleportasi objek yang lebih besar
dari photon. Prinsip ini mengatakan bahwa anda tidak dapat mengetahui
lokasi dan kecepatan partikel secara bersama-sama. Tapi jika anda tidak
dapat mengetahui posisi suatu partikel, lalu bagaimana anda
men-teleportasikannya? Untuk men-teleportasikan photon tanpa melanggar
prinsip Heisenberg, ahli fisika Caltech menggunakan sebuah fenomena yang
di sebut Entanglement.
Teleportasi
adalah proses untuk menguraikan sebuah objek menjadi atom dan
menyusunnya kembali di tempat lain. Pada Juni 2002 lalu, seorang ahli
fisika Australia, Ping Koy Lam, melakukan teleportasi sinar leser. Sinar
leser yang terdiri atas miliyaran foton, oleh Lam diukur kecepatan
pertikel, bentuk, dan polarisasinya, untuk kemudian dibentuk ulang
menggunakan sekumpulan foton di tempat lain. Lam meramalkan bahwa lima
tahun ke depan, seseorang bisa melakukan teleportasi atom atau molekul.
Lalu, bagaimana dengan teleportasi manusia? Cerita akan lain. Pasalnya,
tubuh manusia terdiri tas 10 pangkat 28 molekul atom atau lebih dari
satu triliun atom, sehingga sangat sulit diuraikan untuk kemudian di
susun kembali di tempat lain, walaupun hal ini bisa saja terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar