Minggu, 09 Desember 2012

"Klarifikasi Persis Solo Terkait Status & Kasus Kematian Diego Mendieta" by @PersisSolo


  • Akun ini adalah akun PERSIS SOLO yang legal, yang berkompetisi dibawah PSSI, salah alamat jika ada komentar menyalahkan soal DM ke sini.

    Diego Mendieta bermain di PERSIS SOLO yang berkompetisi di bawah KPSI, tolong anda bedakan, jangan asal menyalahkan.

    Klub tempat DM bermain didirikan setelah PERSIS SOLO memutuskan berkompetisi di bawah PSSI, atas andil Joko Driyono dari PT. Liga Indonesia.

    Joko Driyono memaksakan ada nama PERSIS SOLO di PT. LI yang motif dan tujuannya adalah tidak ingin kehilangan dukungan dari Solo.

    Bermodalkan Rp. 500.000 untuk tiap perwakilan klub anggota yang saat itu hadir di Balai Persis, Joko sukses menancapkan pengaruhnya.

    Maka sukseslah Joko membentuk PERSIS SOLO tandingan yang kemudian hari dikelola PAULUS dan TOTOK untuk berkompetisi di bawah KPSI.

    Dalam proses rekrutmen, Persis tandingan ini kemudian mengikat Diego Mendieta sebagai salah satu pemain asingnya.

    Tidak bermaksud untuk melempar tanggung jawab atas apa yang terjadi pada Diego Mendieta tempo hari, sekedar memberikan benang merah saja.

    Hubungan manajemen kami dengan Diego Mendieta di luar lapangan terjalin baik, bahkan bisa dibilang DM sering interaksi dengan kami.

    Bahkan ketika @javierroca9 dkk bermain kandang, DM sering ikut menyaksikan dari tribun VIP membaur dengan beberapa manajemen dan penonton.

    Setelah kompetisi usai, Diego Mendieta Masih sering berkomunikasi dan berinteraksi dengan pengurus dan manajemen kami.

    Ketika ada perhelatan Batik Cup, DM dengan senang hati bersedia bermain bersama kami meski mendapat murka dari Paulus.

    Bahkan setelah usai Batik Cup, Diego Mendieta sempat berulang kali menghubungi manajemen agar musim depan bisa direkrut menjadi pemain kami.

    Beberapa hari yang lalu ketika DM masuk RS, manajemen kami juga sering menjenguk meski harus "sembunyi" dari pantauan khalayak.

    "Sembunyi" bukan karena takut/apa, tapi untuk menghindari tudingan-tudingan yang mungkin muncul mengingat DM bukanlah pemain kami.

    Kami sebenarnya juga tidak lebih baik dari Persis tandingan, gaji pemain, pelatih dan perangkat tim lainnya juga sering telat.

    Hal ini karena ketergantungan kami dengan "Jakarta" yang merupakan penyandang dana sangatlah akut dan tidak banyak mempunyai pilihan.

    Bahkan dalam Batik Cup tempo hari, Sihar Sitorus masih menanggung hutang sebanyak Rp 150 Juta kepada salah satu sponsor.

    Sebenarnya bukan hanya kami yang mengalami kendala dana dalam mengarungi kompetisi, hampir seluruh klub Indonesia mengalami hal yang sama.

    Sponsor sangat susah dicari untuk menanamkan modal dikarenakan kondisi persepakbolaan Indonesia yang masih terjadi dualisme.

    Entah kepentingan apa yang diperebutkan elite PSSI dan KPSI sehingga sangat gigih ingin terus melanggengkan kekuasaan.

    Mereka tidak juga sadar bahwa konflik mereka menyebabkan klub kecil seperti kami ini semakin sekarat dan tidak banyak mempunyai pilihan.

    Imbasnya bukan hanya klub, suporter dan bahkan Tim Nasional serta prestasi sepak bola kita semakin terpuruk.

    Kepergian Diego Mendieta memang sangat memilukan dan membuka mata kita bahwa kebobrokan sistem sepak bola kita sudah sedemikan parah.

    Kalaupun PERSIS SOLO dibekukan, entah yang legal maupun tandingan, harapan kami adalah semoga sepak bola Indonesia segera bangkit.

    Biarlah kami kelak memulai lagi dari divisi terendah dengan catatan iklim sepak bola Indonesia harus sudah kembali baik.

    Sehingga tidak ada lagi pemain yang harus meregang nyawa karena tidak bisa berobat dikarenakan tidak digaji klubnya seperti Diego Mendieta.

    Selamat jalan Diego Mendieta, maafkan kami, maafkan federasi kami, maafkan negara kami. #RIPDiegoMendieta http://t.co/qF7QwvqE
     
 http://chirpstory.com/li/37681

Tidak ada komentar:

Posting Komentar