Minggu, 09 Desember 2012

Resume Pengantar Manajemen Hani T. Handoko (BAB 8-15)



BAB 8
PENGORGANISASIAN DAN STRUKUTUR ORGANISASI

Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengantujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yangmelingkupinya. Dua aspek utama proses penyusunan struktur organisasi adalahdepartementalisasi dan pembagian kerja. Departementalisasi merupakan pengelompokankegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi agar kegiatan-kegiatan yang sejenis dan salingberhubungan dapat dikerjakan bersama. Pembagian kerja adalah pemerincian tugaspekerjaan agar setiap individu dalam organisasi bertanggung jawab untuk danmelaksanakan sekumpulan kegiatan yang terbatas. Kedua aspek ini merupakan dasar prosespengorganisasian suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secaraefisien dan efektif.

Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola.Struktur organisasi menunjukan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian, maupun orang-orang yang menunjukankedudukan , tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatuorganisasi.Adapun faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi adalahsebagai berikut :
1.    Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya.
2.    Teknologi yang digunakan
3.    Anggota (karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi.
4.    Ukuran organisasi.

Unsur-unsur Struktur Organisasi terdiri dari :
1.    Spesialisasi kegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas individual dankelompok kerja dalam organisasi dan penyatuan tugas-tugas tersebut menjadisatuan-satuan kerja.
2.    Standardisasi kegiatan.
3.    Koordinasi kegiatan.
4.    Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan.
5.    Ukuran satuan kerja.

Departementalisasi Fungsional
Departementalisasi fungsional mengelompokan fungsi-fungsi yang sama atau kegiatan-kegiatan sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi. Kebaikan pendekatanfungsional adalah bahwa pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsiutama, menciptakan efisiensi melalui spesialisasi, memusatkan keahlian organisasi, danmemungkinkan pengawasan manajemen puncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi.Kelemahan struktur fungsional dapat menciptakan konflik antar fungsi-fungsi, menyebabkankemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang berurutan, memberikan tanggapan lebihlambat terhadap perubahan, hanya memusatkan pada kepentingan tugas-tugasnya, danmenyebabkan para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif

Departementalisasi Divisional
Departementalisasi dibagi menjadi 4 bagian divisi-divisi, yaitu :
1.    Struktur organisasi divisional atas dasar produk.
2.    Struktur organisasi divisional atas dasar wilayah.
3.    Struktur organisasi divisional atas dasar langganan.
4.    Struktur organisasi divisional atas dasar proses atau peralatan.

Kelompok-kelompok kerja formal organisasi
Organisasi mempunyai tiga tipe utama kelompok-kelompok kerja formal : kesatuan tugas khusus, panitia, dan dewan atau komisi.Kesatuan tugas khusus (task forces). Kesatuan tugas khusus atau tim proyek dibentuk untukmenangani suatu masalah atau tugas khusus.Panitia tetap (standing committees) dan panitia Ad hoc. Adalah bagian tetap dari struktursuatu organisasi yang dibentuk guna menangani tugas yang terus menerus ada dalamorganisasi.Tujuan dibentuknya panitia manajemen terutama adalah untuk mengkoordinasikan danmempertukarkan informasi, memberi saran manajemen puncak, atau bahkan membuatkeputusan-keputasan sendiri.

BAB 9
KOORDINASI DAN RENTANG MANAJEMEN

Koordinasi (coordination) adalah proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah (departemen atau bidang-bidang fungsional)suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien. Tanpa koordinasi,individu-individu dan departemen-departemen akan kehilangan pegangan atas perananmereka dalam organisasi. Mereka akan mulai mengejar kepentingan sendiri, yang seringmerugikan pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan.Menurut James D. Thompson, ada tiga macam saling ketergantungan di antara satuan-satuan organisasi, yaitu :
1.    Saling ketergantungan yang menyatu (pooled interdependence).
2.    Saling ketergantungan yang berurutan (sequential interdependence).
3.    Saling ketergantungan timbal balik (reciprocal interdependence).

Mekanisme-mekanisme Pengkoordinasian Dasar
Mekanisme-mekanisme dasar untuk pencapaian koordinasi adalah komponen-komponenvital manajemen yang secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :
1.    Hirarki Manajerial,
2.    Aturan dan prosedur.
3.    Rencana dan penetapan tujuan.

Meningkatkan Koordinasi Potensial
Bila mekanisme pengkoordinasian dasar tidak cukup, investasi dalam mekanisme-mekanisme tambahan diperlukan. Koordinasi potensial dapat ditingkatkan dalam dua caravertikal dan horizontal :
1.    Sistem Informasi Vertikal. Peralatan melalui mana data disalurkan melewatitingkatan-tingkatan organisasi.
2.    Hubungan-hubungan lateral (horizontal), ada beberapa hubungan lateral, yang dapatdiperinci sebagai berikut :
a.    Kontak langsung antara individu-individu yang dapat maningkatkan efektivitasdan efisiensi kerja.
b.    Peranan hubungan.
c.    Panitia dan satuan tugas.
d.    Pengintegrasian peranan-peranan.
e.    Peranan penghubung manajerial.
f.    Organisasi matriks.

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Rentang Manajemen
1.       Faktor – faktor yang berhubungan degan situasi. 
Perkerjaan bersifat rutinØ Operasi – operasi stabilØPerkerjaan bawahan sejenisØBawahan dapat tidak tergantung suatu denan yang lain.ØProdesur –prodesur dan metode – metode dibuat secara baik dan telah diformalisasi.ØPerkerjaan tidak membutuhkan tingkat pengawasan yang tinggi.Ø
2.       Faktor – faktor yang berhubungan dengan bawahan.  
Bawahan adalah terlatih baik untuk perkerjaan tertentuØBawahan lebuh senang berkerja tanpa pengawasan ketat.Ø
3.       Faktor – faktor yang berhubungan dengan atasan.
Manajer adalah terlatih baik dan berkemampuan tinggiØ Manajer menerima bantuan dalam pelaksanaan kegiatan- kegiatan pengawasannyaØ Manajer tidak mempunya kegiatan – kegiatan tambahan selamaØ pengwasan dilaksanakan Manajer lebih menyukai gaya pengawasan yang lepas dari pada ketat.

BAB 10
WEWENANG, DELEGASI DAN DESENTRALISASI

Wewenang dapat diperbandingkan dengan sistem syaraf pada manusia. Tanpa otak dan syaraf, tubuh manusia tidak dapat berfungsi. Tampa suatu sistem wewenang, suatuorganisasi juga tidak dapat berfungsi. Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukansesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agartercapai tujuan tertentu.Kekuasaan (power) sering dicampur adukan dengan wewenang. Meskipun kekuasaan danwewenang sering ditemui bersama, tetapi keduanya berbeda. Bila wewenang adalah hakuntuk melakukan sesuatu, kekuasaan adalah kemampuan untuk melakukan hak tersebut.Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi individu, kelompok, keputusan atau kejadian. Wewenang tanpa kekuasaan atau kekuasaan tanpa wewenang akan menyebabkan konflik dalam organisasi.
Ada banyak sumber kekuasaan. Yaitu :
1.    Kekuasaan balas jasa (reward power).
2.    Kekuasaan paksaan (coercive power).
3.    Kekuasaan sah (legitimate power).
4.    Kekuasaan pengendalian informasi (control of information power).
5.    Kekuasaan panutan (referent power).
6.    Kekuasaan ahli (expert power).

Delegasi Wewenang
Delegasi dapat didefinisikan sebagai pelimpahan wewenang dan tanggung jawab formalkepada orang lain untuk melaksanakan kegiatan tertentu. Delegasi wewenang adalah prosesdi mana para manajer mengalokasikan wewenang ke bawah kepada orang-orang yangmelapor kepadanya. Empat kegiatan terjadi ketika delegasi dilakukan :
1.    Pendelegasi menetapkan dan memberikan tujuan dan tugas kepada bawahan.
2.    Pendelegasi melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan atau tugas.
3.    Penerimaan delegasi, baik implisit atau eksplisit, menimbulkan kewajiban atautanggung jawab.
4.    Pendelegasi menerima pertanggungjawaban bawahan untuk hasil-hasil yang dicapai.Efektivitas delegasi merupakan faktor utama yang membedakan manajer sukses danmanajer tidak sukses.

Sentralisasi Versus Desentralisasi
Faktor penting lainnya yang menentukan efektivitas organisasi adalah derajat sentralisasiatau desentralisasi wewenang. Konsep sentralisasi, seperti konsep delegasi, berhubungandengan derajat di mana wewenang dipusatkan atau disebarkan. Bila delegasi biasanyaberhubungan dengan seberapa jauh manajer mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada bawahan yang secara langsung melapor kepadanya, desentralisasi adalah konsep yang lebih luas dan berhubungan dengan seberapa jauh manajemen puncakmendelegasikan wewenangke bawah ke divisi-divisi, cabang-cabang atau satuan-satuanorganisasi tingkat lebih bawah lainnya.Sentralisasi adalah pemusatan kekuasaan dan wewenang pada tingkatan atas suatuorganisasi. Desentralisasi adalah penyebaran atau pelimpahan secara meluas kekuasaan danpembuatan keputusan ke tingkatan-tingkatan organisasi yang lebih rendah.Keuntungan-keuntungan desentralisasi adalah sama dengan keuntungan-keuntungandelegasi, yaitu mengurangi beban manajer puncak, memperbaiki pembuatan keputusankarena dilakukan dekat dengan permasalahan, meningkatkan latihan, moral dan inisiatif manajemen bawah, dan membuat lebih fleksibel dan lebih cepat dalam pembuatankeputusan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Derajat Desentralisasi :
1.    Filsafat manajemen.
2.    Ukuran dan tingkat pertumbuhan organisasi.
3.    Strategi dan lingkungan organisasi.
4.    Penyebaran geografis organisasi.
5.    Tersediannya peralatan pengawasan yang efektif.
6.    Kualitas manajer.
7.    Keaneka-ragaman produk dan jasa.
8.    Karakteristik-karakteristik organisasi lainnya.

BAB 11
PENYUSUNAN PERSONALIA

Penyusunan personalia adalah fungsi manajemen yang berkenaan dengan penarikan,penempatan, pemberian latihan, dan pengembangan anggota-anggota organisasi. Kegiatan-kegiatan penyusunan personalia sangat erat hubungannya dengan tugas-tugaskepemimpinan, motivasi, dan komunikasi, sehingga pembahasannya sering ditempatkansebagai bagian dari fungsi pengarahan
Proses penyusunan personalia
Langkah-langkahnya yaitu :
1.    Perencanaan sumber daya manusia.
2.    Penarikan.
3.    Seleksi.
4.    Pengenalan dan orientasi.
5.    Latihan dan pengembangan.
6.    Penilaian pelaksanaan kerja.
7.    Pemberian balas jasa dan penghargaan.
8.    Perencanaan dan pengembangan karier.

Perencanaan Sumber Daya Manusia Untuk menyediakan tipe dan jumlah karyawan secara tepat dalam pencapaian tujuan organisasi.
Ada tiga bagian perencanaan personalia :
1.    penentuan jabatan-jabatan yangharus diisi, kemampuan yang dibutuhkan karyawan untuk melaksanakan pekerjaantersebut, dan berapa jumlah karyawan yang dibutukan;
2.    pemahaman pasar tenaga kerjadi mana karyawan potensial ada; dan
3.    pertimbangan kondisi permintaan dan penawarankaryawan.

Penarikan Dan Seleksi Karyawan
Penarikan berkenaan dengan pencarian dan penarikan sejumlah karyawan potensial yangakan diseleksi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi.Seleksi adalah pemilihan seseorang tertentu dari sekelompok karyawan-karyawan potensialuntuk melaksanakan suatu jabatan tertentu.Prosedur seleksi.
Langkah-langkah dalam prosedur seleksi yang biasa digunakan adalah :
1.    Wawancara pendahuluan.
2.    Pengumpulan data-data pribadi.
3.    Pengujian.
4.    Wawancara yang lebih dalam.
5.    Pemeriksaan referensi-referensi prestasi.
6.    Pemeriksaan kesehatan.
7.    Keputusan pribadi.
8.    Orientasi jabatan.Pemberian

Kompensasi Kepada Karyawan
Kompensasi adalah pemberian kepada karyawan dengan pembayaran finansial sebagaibalas jasa untuk pekerjaan yang dilaksanakan dan sebagai motivator untuk pelaksanaankegiatan di waktu yang akan datang.
Penentuan Kompensasi :
1.    Kesediaan  membayar.
2.    Kemampuan  membayar.
3.    Persyaratan-persyaratan pembayaran.

Pemeliharaan Kesehatan Dan Keamanan
Bidang manajemen yang semakin penting adalah pemeliharaan kesehatan dan keamanankaryawan. Perusahaan memperhatikan hal ini untuk memberikan kepada karyawan, kondisikerja yang kebih sehat dan lebih aman serta menjadi lebih bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan tersebut, terutama bagi perusahaan-perusahaan yang mengalami tingkatkecelakaan yang tinggi. Program ini dapat dilakukan dengan penyediaan dokter dan klinikkesehatan perusahaan, pengaturan tempat kerja yang sehat dan aman, pelaksanaankegiatan-kegiatan pencegahan, ataupun penyediaan alat-alat pengamanan.

BAB 12
MOTIVASI

Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan, dan memelihara perilakumanusia. Motivasi ini merupakan subyek yang penting bagi manajer, karena menurutdefinisi manajer harus bekerja dengan dan melalui orang lain. Manajer perlu memahamiorang-orang berprilaku tertentu agar dapat mempengaruhinya untuk bekerja sesuai denganyang diinginkan organisasi.motivasi adalah juga subyek membingungkan, karena motif tidak dapat diamati atau diukur secara langsung, tetapi harus disimpulkan dari perilaku orangyang tampak.Motivasi bukan hanya satu-satunya faktor yang mempengaruhi tingkat prestasi seseorang.Dua faktor lainnya yang terlibat adalah kemampuan individu dan pemahaman tentang perilaku yang diperlakukan untuk mencapai prestasi yang tinggi atau disebut persepsi peranan. Motivasi, kemampuan, dan persepsi peranan adalah saling berhubungan. Jadis alah satu faktor rendah, maka tingkat prestasi akan rendah, walaupun faktor-faktor lainnya tinggi.
A.      Teori-teori Motivasi
Teori-teori Motivasi dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu petunjuk, isi danproses.Teori-teori petunjuk (prescriptive theories) mengemukakan bagaimana memotivasi parakaryawan. Teori-teori ini didasarkan atas pengalaman coba-coba.Teori-teori isi (content theories), kadang-kadang disebut teori-teori kebutuhan (needtheories), adalah berkenaan dengan pertanyaan apa penyebab-penyebab perilaku atau memusatkan pada pertanyaan “apa” dari motivasi. Teori-teori proses (process theories) berkenaan dengan bagaimana perilaku dimulai dan dilaksanakan atau menjelaskan aspek “bagaimana” dari motivasi.
B.       Motivasi Adalah Lebih Dari Sekedar Teknik-Teknik
Motivasi adalah lebih inklusif dari sekedar aplikasi berbagai peralatan atau cara tertentuuntuk mendorong peningkatan keluaran. Motivasi juga adalah filsafat, atau pandanganhidup yang dibentuk berdasarkan kebutuhan dan keinginan karyawan. Jadi, pentingdiperhatikan oleh manajer bahwa teori-teori motivasi harus digunakan secara bijaksana.Manajer yang dapat melihat motivasi sebagai sistem, yang mencakup sifat-sifat individu,pekerjaan, dan situasi kerja; dan memahami hubungan antara insentif, motivasi danproduktifitas, mereka akan mampu memperkirakan perilaku bawahan. Hanya manajer yangmengetahui hal ini dan mengetahui bagaimana menerapkannya dapat mengharapkan realisasi peningkatan produktifitas dari para karyawan.

BAB 13
KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

Manajemen sering mempunyai masalah tidak efektifnya komunikasi. Padahal komunikasiyang efektif adalah penting bagi para manajer, paling tidak untuk dua alasan. Pertama,komunikasi adalah proses melalui mana fungsi-fungsi manajemen perencanaan,pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dapat dicapai. Kedua, komunikasi adalahkegiatan untuk mana para manajer mencurahkan sebagian besar proporsi waktu mereka.Proses komunikasi memungkinkan manajer untuk melaksanakan tugas-tugas mereka. Jadi,manajer dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen mereka hanya melalui interaksi dankomunikasi dengan pihak lain.
A.      Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasidari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut melibatkan lebih darisekedar kata-kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi,titik putus vokal dan sebagainya.Komunikasi, sebagai suatu proses dengan mana orang-orang bermaksud memberikanpengertian-pengertian melalui pengiringan berita secara simbolis, dapat menghubungkanpara anggota berbagai satuan organisasi yang berbeda dan bidang yang berbeda pula,sehingga sering disebut rantai pertukaran iniformasi. Konsep ini mempunyai unsur-unsur :
1.    suatu kegiatan untuk membuat seseorang mengerti,
2.    suatu sarana pengaliran informasidan
3.    suatu sistem bagi terjalinnya komunikasi di antara individu-individu.
B.       Saluran Komunikasi Dalam Organisasi
1.    Komunikasi Vertikal
Komunikasi vertikal terdiri atas komunikasi ke atas dan ke bawah sesuai rantai perintah. Komunikasi ke bawah (downward communication) dimulai dar manajemen puncak kemudian mengalir ke bawah melalui tingkatakan-tingkatan manajemen sampai ke karyawan lini dan personalia paling bawah. Maksud utama komunikasi ke bawah adalah untuk memberi pengarahan, informasi, instruksi nasehat/saran dan penilaian kepada bawahan serta memberikan informasi kepadapara anggota organisasi tentang tujuan dan kebijaksanaan organisasi.Fungsi utama komuniksasi ke atas (upward communication) adalah untuk mensuplaiinformasi kepada tingkatan manajemen atas tentang apa yang terjadi pada tingkatanbawah.
2.    Komunikasi Lateral atau Horizontal
Komunikasi lateral atau horizontal meliputi hal-hal berikut ini :
a.    Komunikasi di antara para anggota dalam kelompok kerja yang sama.
b.    Komunikasi yang terjadi antara dan di antara departemen-departemen padatingkatan organisasi yang sama.
3.    Komunikasi Diagonal
Komunikasi Diagonal Merupakan komunikasi yang memotong secara menyilang diagonal rantai perintahorganisasi. Hal ini sering terjadi sebagai hasil hubungan-hubungan departemen linidan staf.
C.    Pedoman komunikasi yang baik
1.    Cari kejelasan gagasan-gagasan terlebih dahulu sebelum dikomunikasikan.
2.    Teliti tujuan sebenarnya setiap komunikasi.
3.    Pertimbangkan keadaan phisik dan manusia keseluruhan kapan saja komunikasi akandilakukan.
4.    Konsultasikan dengan pihak-pihak lain, bila perlu dalam perencanaan komunikasi.
5.    Perhatikan tekanan nada dan ekspresi lainnya sesuai isi dasar berita selamaberkomunikasi.
6.    Ambil kesempatan, bila timbul, untuk mendapatkan segala sesuatu yang membantuatau umpan balik.
7.    lebih lanjut komunikasi yang telah dilakukan.
8.    Perhatikan konsistensi komunikasi.
9.    Tindakan atau perbuatan harus mendorong komunikasi.
10.  Jadilah pendengar yang baik, berkomunikasi tidak hanya untuk dimengerti tetapiuntuk mengerti

BAB 14
KEPEMIMPINAN

Dalam kenyataannya para pemimpin dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja,keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Parapemimpin juga memainkan peranan kritis dalam membantu kelompok, organisasi, ataumasyarakat untuk mencapai tujuan mereka. Bagaimanapun juga, kemampuan danketrampilan kepemimpinan dalam pengarahan adalah faktor penting efektifitas manajer.
a.       Pengertian Kepemimpinan
Seperti manajemen, kepemimpinan (leadership) telah didefinisikan dengan berbagai cara yang berbeda oleh berbagai orang yang berbeda pula. Menurut Stoner, kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruhpada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya. Ada tiga implikasi penting dari definisi tersebut Pertama, kepemimpinan menyangkut orang lain, bawahan atau pengikut.Kedua, kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang diantara para pemimpin dan anggota kelompok.Ketiga, selain dapat memberikan pengarahan kepada para bawahan atau pengikut,pemimpin dapat juga mempergunakan pengaruh.Kepemimpinan adalah bagian penting manajemen, tetapi tidak sama dengan manajemen.Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran.
b.      Fungsi-fungsi kepemimpinan
Pendekatan perilaku membahas orientasi atau identifikasi pemimpin. Aspek pertamapendekatan perilaku kepemimpinan menekankan pada fungsi-fungsi yang dilakukan pemimpin dalam kelompoknya. Agar kelompok berjalan dengan efektif, seseorang harus melaksanakan dua fungsi utama : (1) fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas (“task-related”) atau pemecahan masalah, dan (2) fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok (“groupmaintenance”) atau sosial. Fungsi pertama menyangkut pemberian saran penyelesaian,informasi dan pendapat. Fungsi kedua mencakup segala sesuatu yang dapat membantu kelompok berjalan lebih lancar, persetujuan dengan kelompok lain, penengahan perbedaan pendapat, dan sebagainya.
c.       Pentingnya Fleksibilitas
Dalam organisasi, seperti juga dalam kehidupan lainnya, dibutuhkan fleksibilitas. Inimembantu untuk menanggapi terhadap orang-orang dan situasi-situasi secara tepat dan membuat penyesuaian bila terjadi penyimpangan dari antisipasi. Sebagai manajer, semuaorang harus berhati-hati terhadap berbagai macam gaya kepemimpinan yang tersedia. Pengetahuan tentang teori-teori yang telah dibahas didalam bab ini, akan membantu untuk mengidentifikasikan, perilaku kepemimpinan yang paling tepat.

BAB 15
PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI

Manajer senantiasa harus mengantisipasi perubahan-perubahan dalam lingkungan yangakan mensyaratkan penyesuaian-penyesuaian design organisasi di waktu mendatang.Perubahan-perubahan dalam lingkungan dapat berwujud perkembangan teknologi,perubahan kondisi ekonomi dan politik, perubahan kualitas dan sikap karyawan, semakinpentingnya tanggung jawab sosial organisasi, dan sebagainya. Pengelolaan perubahansecara efektif tidak hanya diperlukan bagi kelangsungan hidup organisasi tetapi juga sebagaitantangan pengembangan.
a.       Peranan Pengantar Perubahan
Pengantar perubahan (change agent) adalah individu yang bertanggung jawab atas peranankepemimpinan dalam proses pengelolaan perubahan. Individu, kelompok atau organisasiyang merupakan sasaran perubahan disebut sistem klien. Pengantar perubahan dapatberasal dari para anggota organisasi atau dapat sebagai konsultan dari luar organisasi.Program-program perubahan yang kompleks dan jangka panjang biasanya memerlukanpengantar perubahan dari luar, mungkin karena ketrampilan atau keahlian khusus diperlukan, atau tidak mengganggu operasi harian. Konsultan dari luar yang tanpa vestedinterest dalam organisasi sering lebih dipercaya, didengarkan dan dapat melakukanpertimbangan-pertimbangan obyektif.
b.      Proses Pengelolaan Perubahan
Proses pengelolaan perubahan harus mencakup dua gagasan dasar bila perubahan adalahmengarah pada efektifitas organisasi. Pertama, ada redistribusi kekuasaan dalam strukturorganisasi. Kedua, redistribusi ini dihasilkan dari proses perubahan yang bersifat pengembangan.

c.    Tahap-tahap Proses perubahan
1.    tekanan dan desakan. Proses mulai ketika manajemen puncak mulai merasaadanya kebutuhan atau tekanan akan perubahan.
2.    intervensi dan reorientasi. Konsultan atau pengantar perubahan dari luar seringdigunakan untuk merumuskan masalah dan memulai proses dengan membuat para anggotaorganisasi untuk memusatkan perhatiannya pada masalah tersebut.Tahap
3.    diagnosa dan pengenalan masalah. Informasi dikumpulkan dan dianalisa olehpengantar perubahan dan manajemen.
4.    penemuan dan komitmen pada penyelesaian. Pengantar perubahan hendaknyamerangsang pemikiran dan mencoba untuk menghindari penggunaan“metoda-metodalama yang sama” Penyelesaian-penyelesaian diketemukan melalui pengembangan secarakreatif, alternative-alternatif baru dan masuk akal.
5.    percobaan dan pencarian hasil-hasil. Penyelesaian-penyelesaian yang dikembangkan pada tahap 4 biasanya diuji dalam program-program percobaan berskala kecil dan hasil-hasilnya dianalisa.Tahap
6.    penguatan dan penerimaan. Bila serangkaian kegiatan telah diuji dan sesuaidengan keinginan, harus diterima secara sukarela.

d.  Berbagai Kondisi bagi Keberhasilan Program-Program PO
French dan Bell telah mengidentifikasi sekumpulan kondisi yang diperlukan bagi suksesprogram PO, yang secara ringkas dapat diperinci sebagai berikut :
1.    Pengenalan oleh manajer puncak atau lainnya bahwa organisasi mempunyai berbagai masalah.
2.    Ahli keperilakuan dari luar organisasi sebagai konsultan.
3.    Dukungan dan keterlibatan para manajer tingkat atas.
4.    Keterlibatan para  pemimpin kelompok kerja.
5.    Pencapaian sukses awal dengan usaha PO.
6.    Pendidikan bagi para anggota organisasi tentang PO.
7.    Penghargaan terhadap kekuatan-kekuatan para manajer.
8.    Keterlibatan para manajer departemen personalia.
9.    Pengembangan sumber daya PO internal.
10.    Manajemen efektif program PO.
11.    Pengukuran hasil-hasil.

PO adalah bukan“obat mujarab” yang akan memecahkan semua masalah organisasi. Hal inimemerlukan dukungan manajemen puncak dan telah terbukti bekerja lebih baik dalamlingkungan dengan kondisi-kondisi diatas di banding lainnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar